Penguat (Amplifier)
Penguat eksperimen dapat dilakukan dalam berbagai bentuk:keluaran
tegangan dari rangkaian jembatan,sinyal frekuensi rangkaian
pencacah,sinyal tegangan menunjukkan perubahan kapasitans dan
sebagainya.Dalam banyak hal sinyal-sinyal relative lemah dan harus
diamplikasi(diperkuat) agar dapat menggerakkan sesuatu piranti
keluaran.penguat juga berbagai jenis. Penguat (bahasa Inggris: Amplifier) adalah komponen elektronika yang
dipakai untuk menguatkan daya (atau tenaga secara umum). Dalam bidang
audio, amplifier akan menguatkan signal suara (yang telah dinyatakan
dalam bentuk arus listrik) pada bagian inputnya menjadi arus listrik
yang lebih kuat di bagian outputnya.
A.Penguat Instrumentasi
Penguat Instrumentasi adalah suatu penguat lingkar tertutup (closed
loop) dengan masukan diferensial, dan penguatannya dapat diatur dengan
menggunakan sebuah resistor variabel tanpa mempengaruhi CMRR. Fungsi
utama suatu Penguat Instrumentasi adalah untuk memperkuat tegangan yang
langsung berasal dari suatu sensor atau tranduser secara akurat.
Beberapa ciri khas dari suatu Penguat Instrumentasi :
- Drift rendah
- Common Mode Rejection Ratio (CMMR) tinggi
- Impedansi masukan tinggi (orde G
)
- Penguatan tinggi (lebih dari 100 kali)
Penguat instrumentasi adalah penguat tertutup, maka tidak perlu dipasang
rangkaian umpan balik seperti halny dengan penguat operasional. Penguat
instrumentasi dapat dibuat dengan menggunakan Op-Amp. Mutu penguat ini
bergantung pada mutu Op-Amp yang digunakan, yang menyangkut offset
masukan, drift pada tegangan keluaran CMMR, PSSR dan sebagainya.
Disamping itu CMMR dan ketepatan penguatan Op-Amp sangat bergantung
kepada kepresisian komponen pasif (resistor) yang digunakan dan ada
tidaknya tegangan offset pada Op-Amp.
Nilai hambatan resistor yang digunakan pada Penguat Instrumentasi sangat
berpengaruh terhadap penguatan yang terjadi, sehingga apabila nilai
hambatan resistor tidak presisi maka akan mengakibatkan adanya perbedaan
pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan dua persamaan di atas,
seperti yang terjadi pada percobaan yang kami lakukan.
1.Penguat Diferensial
Mendesain sinyal level meter, histeresis pengatur suhu, osilator,
pembangkit sinyal, penguat audio, penguat mic, filter aktif semisal
tapis nada bass, mixer, konverter sinyal, integrator, differensiator,
komparator dan sederet aplikasi lainnya, selalu pilihan yang mudah
adalah dengan membolak-balik data komponen yang bernama op-amp. Komponen
elektronika analog dalam kemasan IC (
integrated circuits) ini
memang adalah komponen serbaguna dan dipakai pada banyak aplikasi hingga
sekarang. Hanya dengan menambah beberapa resitor dan potensiometer,
dalam sekejap (atau dua kejap) sebuah pre-amp audio kelas B sudah dapat
jadi dirangkai di atas sebuah proto-board.
Op-amp dinamakan juga dengan penguat diferensial (
differential amplifier).
Sesuai dengan istilah ini, op-amp adalah komponen IC yang memiliki 2
input tegangan dan 1 output tegangan, dimana tegangan output-nya adalah
proporsional terhadap perbedaan tegangan antara kedua inputnya itu.
Penguat diferensial seperti yang ditunjukkan pada gambar-1 merupakan
rangkaian dasar dari sebuah op-amp.
Pada rangkaian yang demikian, persamaan pada titik V
out adalah V
out = A(v
1-v
2) dengan A adalah nilai penguatan dari penguat diferensial ini.
Titik input v
1 dikatakan sebagai input
non-iverting, sebab tegangan v
out satu phase dengan v
1. Sedangkan sebaliknya titik v
2 dikatakan input
inverting sebab berlawanan phasa dengan tengangan v
out.
Ø Penguat Diferensial Sebagai Dasar Penguat Operasional
Penguat diferensial adalah suatu penguat yang bekerja dengan memperkuat
sinyal yang merupakan selisih dari kedua masukannya. Berikut ini adalah
gambar skema dari penguat diferensial sederhana:
Penguat diferensial tersebut menggunakan komponen BJT (
Bipolar Junction Transistor) yang identik / sama persis sebagai penguat. Pada penguat diferensial terdapat dua sinyal masukan (
input)
yaitu V1 dan V2. Dalam kondisi ideal, apabila kedua masukan identik
(Vid = 0), maka keluaran Vod = 0. Hal ini disebabkan karena IB1 = IB2
sehingga IC1 = IC2 dan IE1 = IE2. Karena itu tegangan keluaran (VC1 dan
VC2) harganya sama sehingga Vod = 0.
Apabila terdapat perbedaan antara sinyal V1 dan V2, maka Vid = V1 – V2.
Hal ini akan menyebabkan terjadinya perbedaan antara IB1 dan IB2. Dengan
begitu harga IC1 berbeda dengan IC2, sehingga harga Vod meningkat
sesuai sesuai dengan besar penguatan Transistor.
Untuk memperbesar penguatan dapat digunakan dua tingkat penguat diferensial (
cascade).
Keluaran penguat diferensial dihubungkan dengan masukan penguat
diferensial tingkatan berikutnya. Dengan begitu besar penguatan total
(Ad) adalah hasil kali antara penguatan penguat diferensial pertama
(Vd1) dan penguatan penguat diferensial kedua (Vd2).
Dalam penerapannya, penguat diferensial lebih disukai apabila hanya
memiliki satu keluaran. Jadi yang diguankan adalah tegangan antara satu
keluaran dan bumi (
ground). Untuk dapat menghasilkan satu keluaran yang tegangannya terhadap bumi (
ground)
sama dengan tegangan antara dua keluaran (Vod), maka salah satu
keluaran dari penguat diferensial tingkat kedua di hubungkan dengan
suatu pengikut emitor (
emitter follower).
Untuk memperoleh kinerja yang lebih baik, maka keluaran dari pengikut
emiter dihubungkan dengan suatu konfigurasi yang disebut dengan
totem-pole.
Dengan menggunakan konfigurasi ini, maka tegangan keluaran X dapat
berayun secara positif hingga mendekati harga VCC dan dapat berayun
secara negatif hingga mendekati harga VEE.
Apabila seluruh rangkaian telah dihubungkan, maka rengkaian tersebut sudah dapat dikatakan sebagai penguat operasional (
Operational Amplifier (Op Amp)). Penjelasan lebih lanjut mengenai hal ini akan dilakukan pada sub bab berikut.
Op-amp di dalamnya terdiri dari beberapa bagian, yang pertama adalah penguat diferensial, lalu ada tahap penguatan (
gain), selanjutnya ada rangkaian penggeser level (
level shifter) dan kemudian penguat akhir yang biasanya dibuat dengan penguat
push-pull kelas B. Gambar-2(a) berikut menunjukkan diagram dari op-amp yang terdiri dari beberapa bagian tersebut.
Simbol op-amp adalah seperti pada gambar-2(b) dengan 2 input,
non-inverting (+) dan input
inverting (-). Umumnya op-amp bekerja dengan
dual supply (+V
cc dan –V
ee) namun banyak juga op-amp dibuat dengan
single supply (V
cc –
ground). Simbol rangkaian di dalam op-amp pada gambar-2(b) adalah parameter umum dari sebuah op-amp. R
in adalah resitansi input yang nilai idealnya infinit (tak terhingga). R
out adalah resistansi output dan besar resistansi idealnya 0 (nol). Sedangkan A
OL adalah nilai penguatan open loop dan nilai idealnya tak terhingga.
Saat ini banyak terdapat tipe-tipe op-amp dengan karakterisktik yang
spesifik. Op-amp standard type 741 dalam kemasan IC DIP 8 pin sudah
dibuat sejak tahun 1960-an. Untuk tipe yang sama, tiap pabrikan
mengeluarkan seri IC dengan insial atau nama yang berbeda. Misalnya
dikenal MC1741 dari motorola, LM741 buatan National Semiconductor, SN741
dari Texas Instrument dan lain sebagainya. Tergantung dari teknologi
pembuatan dan desain IC-nya, karakteristik satu op-amp dapat berbeda
dengan op-amp lain. Tabel-1 menunjukkan beberapa parameter op-amp yang
penting beserta nilai idealnya dan juga contoh real dari parameter
LM714.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar